Thursday, 9 June 2016

Ada apa dengan kurma?

Posted by Dharatri On 00:33 | No comments
Mengapa buah kurma cocok dijadikan menu berbuka puasa?
Hayo, pada penasaran gak?? Langsung aja cus dibahas.
Ya karena buah kurma kaya akan fruktosa. Terus kenapa kalo tinggi fruktosa?
Oke, inget proses glikolisis gak? Pelajaran SMA tuh. Nih aku ingetin.

Jadi si fruktosa bisa masuk ke glikolisis dengan jalan pintas. Fruktosa nggak perlu susah-sudah mengubah jati dirinya untuk menjadi glukosa. Dia (fruktosa) cukup make enzim fruktokinase supaya bisa jadi fruktosa 1 fosfat . Jadi , fruktosa lebih cepat menghasilkan ATP (energi) daripada glukosa. Kan habis puasa tuh, biar energinya cepet pulih, makan kurma aja. Hehe
Kenapa kurma? Kan banyak buah-buahan lain yang mengandung fruktosa.

Jadi gini, gak semua buah itu aman buat lambung kosong. Terkadang malah banyak buah yang kadar asamnya tinggi sehingga nggak cocok buat lambung yang masih kosong. Udah tau kan kenapa kurma lebih baik? Ya karena dia nggak mengandung banyak asam, sehingga dia aman untuk lambung kita yang masih kosong saat berbuka puasa. 

Tuesday, 3 May 2016

SBMPTN? Kami tidak takut :)

Posted by Dharatri On 10:51 | No comments
Assalamualaikum, pembaca.
Kenalan dulu deh (buat yang belum kenal). Namaku Dharatri Nundrisari, mahasiswi semester 5 di FK UNEJ. Mumpung liburan, aku pengen ngasih wejangan-wejangan untuk teman-teman atau adik-adik yang lagi butuh suntikan semangat dalam mengahadapi SBMPTN 2018 maupun tes-tes lainnya.
Hmm, bicara tentang tes masuk perguruan tinggi, menurutku memang hal yang sensitif untuk mereka-mereka yang pengen lanjut kuliah. Ada yang takut gak lulus tes, ada yang terbayang-bayang dengan model soal yang akan dikeluarkan, ada yang pede pasti lolos tes, dan ada juga yang tenang-tenang aja karena bapaknya punya duit banyak.
Buat kamu yang pengen lolos di prodi dan perguruan tinggi yang kamu inginkan tanpa kepengen memberatkan ortu, PLEASE JANGAN SANTAI-SANTAI! Kenapa? Karena soal-soal yang dikeluarkan, bobotnya berat men!! Buat kamu pejuang SBMPTN, jangan terlena dengan game atau zat-zat yang berbau dengan internet. Soal-soal SBMPTN itu susah. Kalo gak mulai latihan soal sedini mungkin, kamu bakal kewalahan ngadepinnya. Ntar ujung-ujungnya nangis. Gamau kan? Inget wajah ortu yang capek kerja demi kita, inget wajah orang yang menyayangi kita, dan inget wajah kakek nenek kita yang pengen cucunya jadi orang kuliahan.
Masuk perguruan tinggi memang gerbang awal menuju cita-cita kita. Inget, gerbang awal lo ya... Nah, bagian yang paling susah adalah mbuka gerbangnya. Namanya mbuka gerbang, biasanya ada kunci dan gemboknya. Kunci yang kamu pake bisa pake macem-macem. Bisa pake latian ngerjain soal-soal, bisa pake rajin mbaca text book, bisa pake kerja kelompok, bisa pake doa yang sungguh-sungguh, dll. Gemboknya, ya tes yang akan kamu lalui. Kalo gembok dan kuncinya udah cocok, berarti apa yang kamu pelajari dan soal yang dikeluarkan, cocok. Jangan bosen-bosen latihan soal-soal SBMPTN, UTUL UGM, UM UNDIP, SIMAK UI, USM STAN, Soal seleksi AKPOL, dll. Lahap semuanya! Tuntaskan semuanya! Jangan pernah puas dengan passing grade yang kita miliki!
Kuliah di semua jurusan itu sebenernya gampang dan gak ada satupun prodi yang sulit asal kita bener-bener memiliki ketertarikan di prodi tersebut (bawa enjoy aja lah). Hal yang paling susah adalah MEMANTASKAN DIRI SUPAYA DITERIMA DI PRODI YANG KITA INGINKAN. Karena kalo kita udah dinyatakan diterima di suatu prodi, pasti kita dapat bertahan dan mendapatkan gelar sarjana di prodi tersebut. Kalo kita gak mampu di suatu prodi, gak mungkin Tuhan meluluskan kita. "Loh mbak,tapi kok ada mahasiswa yang di DO? Kan dia diloloskan sama Tuhan." Oke. Jadi, orang itu sebenernya mampu. Tapi karena kecerobohan dan kemalasan dia selama kuliah, dia di DO deh. Misalnya nih, kamu jadi joki SBMPTN dan kamu ketauan kalo njoki, ya kamu di DO. Misalnya juga kamu gak dateng ke kampus berbulan-bulan demi game online, ya otomatis kamu di DO jugak. Kecuali kamu titip absen ke temenmu. Dengan titip absen, kamu sudah membohongi dirimu sendiri, membohongi pemerintah, membohongi orang tua, membohongi guru kamu, dan menambahkan dosa ke temen kamu yang mau-maunya ngabsenin kamu.
Inget ya, belajar yang rajin, doa jangan lupa (terutama doa ibu). Doa ibu mujarab banget loh. Buat yang lagi ngambek ke ibunya, buruan baikan gih. Hehe
Dan selalu yakinlah bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, karena “Tuhan tidak bermain dadu”, Albert Einstein.
Kalo mau tanya-tanya tentang FK UNEJ, silakan kirim pesan via emailku (dharatri96@gmail.com), via twitter (@dharatri_n), via ask.fm (dharatri), atau via facebook (Dharatri Nundrisari). Makasih J

Wassalamualaikum.

Tuesday, 2 February 2016

Pernah gagal kuliah?

Posted by Dharatri On 05:45 | 8 comments


Mumpung libur panjang, kali ini aku akan menceritakan tentang “kegagalan”ku kuliah.
                       Kisah ini berawal ketika aku memutuskan untuk menahan keinginanku yang telah lama kusematkan dalam sanubariku. Mulai dari SMP, aku jatuh hati dengan Matematika dan Biologi. Biologi adalah hobiku. Matematika adalah nafasku. Alay memang. Namun tak sekalipun aku pernah memenangkan kontes Matematika maupun Biologi. Biarlah. Yang penting aku tetap mencintainya. Masa SMApun dimulai. Yang kucintai tetaplah sama. Matematika dan Biologi. Kelas 12pun menghampiriku. Aku ragu akan cita-citaku. Aku takut ditolak jurusan idaman. Meskipun teman dan keluargaku tetap “menyemangatiku”, aku tetap tak mendengarnya. Bagiku itu hanya angin lalu dan aku terus kukuh dengan pendirianku untuk melupakannya. SNMPTN sudah dibuka. Aku mendaftar di salah satu Universitas terbaik di Jawa Timur. Akupun dinyatakan diterima. Pastinya aku senang karena tak perlu ikut tes SBMPTN. Cita-citaku waktu itu, aku ingin menciptakan jantung buatan. Aku mulai googling sana-sini untuk mencari tahu tentang perkembangan organ artifisial di Indonesia. Akupun menancapkan keinginanku ke Eropa untuk mempelajari biomaterial lebih dalam. Waktu itu, yang ada di pikiranku, aku harus bisa.
                       Sampai pada suatu waktu, aku mendapatkan kata-kata dari seseorang yang begitu “menampar”ku dan aku bersumpah dalam hati bahwa kelak aku juga bisa sukses bersama mimpi-mimpiku yang sebentar lagi akan kuraih. Peluh untuk memantapkanku meraih cita-citaku kian mengering. Aku mulai berpikir dangkal bahwa Indonesia masih berkembang. Kalau pengen buat jantung buatan, bukan di sini tempatnya. Cita-citaku yang kusematkan semakin pudar. Memudar. Dan hilang. Mimpi yang begitu besar dan gila sudah kubuat dan kuhilangkan sendiri. Aku semakin rapuh. Niatku untuk meninggalkan jurusanku semakin besar. Sampai aku tak mampu menahannya. Dengan berat hati, aku mengajukan pengunduran diri ke Wakil Dekan I. Pada saat itu, Ibu Wakil Dekan tak serta merta meng”iya”kan keinginanku. Beliau menerka-nerka mengapa aku tak mau meneruskan menuntut ilmu di sini. Aku dinasehati begitu banyak oleh Ibu Nanik (Wakil Dekan I). Beliaupun sempat menyekakku dengan kata yang kurang lebih seperti ini, “kalau kamu tidak kuliah, kamu mau kemana? Apa kamu yakin bakal diterima tahun depan? Kalau tidak diterima? Bagaimana? Apa kamu tidak kasihan dengan teman-temanmu yang gagal kuliah di sini karena kamu?” aku seketika menangis saat itu juga. Aku tak tau harus menjawab apa selain menangis. Ketika aku menemui Ibu Nanik, aku tak sendirian. Aku ditemani Ibu Ima, dosen waliku. Beliau adalah wanita yang pertama kali memelukku seraya menenangkanku ketika aku terisak. Aku tak mungkin melupakan beliau. Ingin rasanya bisa bertemu dengan beliau lagi. Kekerasan hatiku memuncak kembali. Aku tetap memutuskan untuk mengundurkan diri. Tak lupa aku mengucapkan selamat tinggal kepada teman-temanku yang mau mengenalku melebihi orang lain. Terima kasih, teman-teman.
                       Aku mulai teringat dengan kata-kata yang pernah menamparku. Tamparan yang membuatku tersadar bahwa aku harus kembali pada cinta pertamaku (Matematika dan Biologi). Aku tau bahwa Matematika dan Biologi tak mungkin ada dalam satu jurusan. Keduanya bertolak belakang. Aku harus mengorbankan salah satu. Akhirnya kukorbankan Matematika. Aku mulai menggeluti Biologi. Aku mulai mencari jurusan yang sarat akan Biologi. Mulai dari FMIPA Biologi, Farmasi, sampai Kedokteran. Kujajal semua jurusan itu di tahun berikutnya. Dan alhamdulillah ada yang nyantol. Kedokteran UNEJ. Kini aku semakin bebas pulang pergi kari rumah ke kampus. Ya. Karena rumahku di Banyuwangi. Aku semakin menikmati kehidupan baruku dan berhasil menaklukkan tantangan dari Ibu Bapakku. Beliaupun mengadakan syukuran saat aku sudah diterima di kampus baruku. Terima kasih Buk, Pak. Without you, I’ll be nothing. Terima kasih juga untuk seluruh teman-temanku yang turut mendoakanku.

Kata – kata indah yang kuingat sampai sekarang: “Tuhan tidak bermain dadu”, Albert Einstein.

Monday, 1 February 2016


Halo pembaca semua...
Kali ini aku mau cerita tentang FK UNEJ. Aku masuk di FK UNEJ melalui SBMPTN 2015. Kenapa milih FK UNEJ? Karena aku nyari yang deket sama rumah dan saingannya gak sebanyak FK PTN di Jawa lainnya. Waktu SBMPTN, pilihan pertamaku Pend. Dokter UB, pilihan keduaku Pend. Dokter UNEJ, pilihan ketigaku SITH-S ITB. Intinya, aku gak mau jauh-jauh dari Biologi dan pengen menjauh dari Fisika. Hehe, 
Mulai tahun 2016, jalur masuk FK UNEJ ada 3, yakni SNMPTN, SBMPTN, dan SBMPTBR (mandiri). Kuota SNMPTN dapat dilihat di snmptn.ac.id dan kuota SBMPTN dapat dilihat di sbmptn.ac.id. 
Passing grade FK UNEJ tuh berapa sih ka? Emm, berapa yaa? Pokoknya jumlah soal SBMPTN 2015 yang berhasil kujawab kayak gini, 
Math IPA : 3
Fisika : 5
Kimia : 6
Biologi : 9
TPA : 36
Matdas  : 12
Bhs. Indonesia : 8
Bhs. Inggris : 4
Untuk biaya hidup, Jember itu murah dek. Asal jangan hedon aja. Hehe, Untuk biaya kuliah, FK UNEJ memang mahal. Untuk biaya praktikum dll sudah tercover di UKT. Yang tidak tercover di UKT hanya buku dan alat kesehatan. Ini nih tak kasih tau golongan UKT yang ada di FK UNEJ.
Gol 0 = bidik misi (di angkatanku ada 11 orang)
Gol 1 = Rp500.000,00
Gol 2 = Rp1.000.000,00
Gol 3 = Rp7.500.000,00
Gol 4 = Rp12.500.000,00
Gol 5 = Rp17.000.000,00
Gol 6 = Rp20.000.000,00
Total penghasilan orang tuaku 6jt, kena UKT tertinggi.
Temenku ada yang total penghasilan orang tuanya 4jtan kena UKT golongan 5.
            FK UNEJ sudah ada sejak 27 April 2000 dan sekarang terakreditasi A (2016). Di FK UNEJ pake sistem blok. 1 blok ada 6 minggu. 1 semester ada 3 blok. Untuk dapetin gelar S.Ked ada 7 semester. Metode pembelajaran di FK UNEJ ada 4, yakni kuliah besar, tutorial (PBL), praktikum, dan skill lab. Pada penasaran gak sih mata kuliah di FK UNEJ? Ini nih aku kasih tau...
TAHAP
SEMESTER
NAMA BLOK
SKS
SARJANA
148 SKS
1
Humaniora dan Masalah Kesehatan
6
Daur Hidup
6
Sel dan Molekul
6
Pendidikan Agama
2
Traklindas : Komunikasi
3
2
Kepala dan Leher
6
Thorax
6
Abdomen
6
Bahasa Indonesia
2
Traklindas : Pemeriksaan Fisik Dasar & BLS
3
3
Respirasi
6
Kardiovaskular
6
Endokrin, Metabolisme, & Nutrisi
6
Metodologi Penelitian
2
Traklindas : Thorax dan Coli
3
4
Pencernaan
6
Nefrourologi
6
Reproduksi
6
Pendidikan Pancasila
2
Traklindas : Abdomen & Urogenitalia
3
5
Neurobehaviour
6
Agromedis dan Penyakit Tropis
6
Neurosensoris
6
Pendidikan Kewarganegaraan
2
Traklindas : Indera Khusus dan Saraf
3
6
Lokomotor
6
Onkologi & Hematologi
6
Gawat Darurat & Trauma
6
KTI (Proposal)
2
Traklindas : Muskuloskeletal & Emergency
3
7
*Blok Kedokteran Olahraga
2
*Blok Kedokteran Estetika
2
*Blok Transfusi Medis
2
*Blok Diagnostik Molekuler
2
Kuliah Kerja
3
Skripsi
5
PROFESI
40 SKS
8 - 9
Ilmu Penyakit Dalam
7
Ilmu Kesehatan Anak
5
Ilmu Bedah
6
Obstetri & Ginekologi
5
Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin
2
Psikiatri
2
Ilmu Penyakit Saraf
2
Ilmu Kesehatan Mata
2
Ilmu Penyakit THT
2
Ilmu Kedokteran Forensik
2
Radiologi
1
Anestesi
1
IKM & Kedokteran Komunitas
3
Keterangan :
*Program mata kuliah pilihan
Semangat yaaa, semoga semakin mantap memilih FK dan menjadi sejawat.. aamiin 

NOTES
1. Mulai tahun 2016, FK UNEJ menerima mahasiswa baru melalui 3 jalur, yakni melalui SNMPTN (kuota 40%), SBMPTN (kuota 40%), dan SBMPTBR/ UM UNEJ (kuota 20%). Total kuota sekitar 130 mahasiswa.
2. Mulai bulan Oktober 2016, akreditasi FK UNEJ baik program S1/ preklinik maupun profesi/ klinik sudah A berdasarkan keputusan dari lamptkes.
3. Bagi yang diterima melalui jalur mandiri, dikenakan uang pangkal mulai dari 200 juta sampai 300 juta dengan UKT berjenjang, mulai dari golongan 1 sampai golongan 6.

CP
line: dharatri
FB: Dharatri Nundrisari
twitter: @dharatri_n
ask.fm: @dharatri